Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Waspadai Isu Provokatif Jelang G30S, Bahayanya Narasi 'Eat the Rich' yang Dipicu Fenomena Nepo Baby

 


Artikel Oleh : KangMoel 

Waspada terhadap isu provokatif, terutama menjelang peringatan G30S, adalah langkah penting untuk menjaga stabilitas sosial. 


Salah satu isu yang patut diwaspadai adalah narasi 'eat the rich' yang belakangan ini kian mengemuka, seringkali dipicu oleh fenomena *"nepo baby".*


Memahami Narasi *'Eat the Rich' dan Nepo Baby*

Secara harfiah, 'eat the rich' berarti 'makan orang kaya'. 


Istilah ini awalnya berasal dari kritikus sosial Prancis Jean-Jacques Rousseau pada abad ke-18 dan digunakan sebagai metafora untuk menggambarkan kemarahan rakyat terhadap ketidakadilan dan ketimpangan ekonomi yang ekstrem. Dalam konteks modern, narasi ini tidak lagi diartikan sebagai ajakan kekerasan fisik, melainkan sebagai kritik keras terhadap kaum elite atau konglomerat yang dianggap menimbun kekayaan di tengah kesulitan ekonomi masyarakat luas. 


Narasi ini seringkali muncul di media sosial, menjadi sarana bagi publik untuk menyuarakan keresahan tentang ketimpangan sosial.


Sementara itu, nepo baby (singkatan dari nepotism baby) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada anak-anak figur publik, seperti artis, politisi, atau pebisnis, yang dianggap mendapatkan kemudahan atau "jalan pintas" dalam karier berkat koneksi atau nama besar orang tua mereka.


Fenomena ini memicu perdebatan karena dianggap tidak adil, seolah-olah mengesampingkan talenta dan kerja keras orang lain yang tidak memiliki privilese serupa.


Hubungan Antara Keduanya dan Bahaya yang Mengintai

Narasi 'eat the rich' dan fenomena 'nepo baby' saling terkait erat. Keduanya menjadi cerminan kekecewaan masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap sistem yang dianggap tidak meritokratis dan penuh ketidakadilan. 


Ketika gaya hidup mewah para "nepo baby" diekspos di media sosial di tengah kondisi ekonomi yang sulit, hal ini dapat memicu amarah dan memperkuat narasi 'eat the rich'.

Bahaya dari isu-isu ini adalah potensinya untuk dimanipulasi menjadi isu provokatif, terutama menjelang momen sensitif seperti peringatan G30S. 


Ada beberapa hal yang perlu diwaspadai:

Pemicu Pembelahan Sosial: Isu-isu ini dapat menciptakan benturan antar-kelas sosial dan memperlebar jurang pemisah antara "rakyat" dan "elite". 


Jika tidak direspons dengan bijak, hal ini bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk memicu konflik.

Melenceng dari Substansi: Kritik terhadap ketimpangan ekonomi adalah hal yang wajar. 


Namun, narasi 'eat the rich' dan 'nepo baby' dapat melenceng dari substansi kritik terhadap sistem, dan malah bergeser menjadi kebencian personal terhadap individu tertentu.


Dimanipulasi untuk Kepentingan Politik: Isu-isu ini rentan dimanipulasi untuk tujuan politik. Kelompok tertentu bisa saja menggunakan narasi ini untuk mendiskreditkan lawan politik atau menciptakan kegaduhan demi kepentingan mereka sendiri, yang pada akhirnya dapat mengganggu stabilitas nasional.


Masyarakat diimbau untuk lebih kritis dan tidak mudah terpancing emosi. Penting untuk melihat isu-isu ini secara jernih: mengkritik sistem yang tidak adil adalah hak, tetapi menyebarkan narasi kebencian atau provokasi adalah hal yang perlu dihindari.

Posting Komentar

0 Komentar