Jakarta |mata30news.com-Sejak 25 Agustus 2025, unjuk rasa disertai kerusuhan terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Unjuk rasa ini awalnya dipicu oleh protes terhadap adanya tunjangan baru bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, berupa tunjangan perumahan. Selain itu juga didorong oleh adanya kenaikan pajak bumi dan bangunan yang terjadi di beberapa wilayah, serta ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah dalam mengatasi kesenjangan ekonomi dan kenaikan biaya hidup.Salah satunya Ketua Dewan Nasional Setara Institute Hendardi.
Menurut Hendardi, harus dipisahkan aksi demonstrasi konstitusional mahasiswa, buruh, ojol dan elemen sipil lainnya yang damai.
Seruan Rakyat Demokratik yang disampaikan oleh Hendardi dari SETARA Institute pada 31 Agustus 2025, menekankan pentingnya menjaga demokrasi dan menghindari tindakan represif. Berikut adalah beberapa poin utama dari seruan tersebut.
Hendardi menekankan bahwa penjarahan bukanlah bagian dari demonstrasi dan tidak dapat dibenarkan oleh hukum. Aksi demonstrasi konstitusional mahasiswa, buruh, dan elemen sipil lainnya yang damai harus dipisahkan dari aksi anarkis.
"Penjarahan adalah bukan demonstrasi dan tidak pernah dibenarkan oleh hukum, betapa pun rakyat marah dengan para pejabat negara," ujarnya, Minggu (31/8/2025).
Hendardi menyebutkan bahwa aksi anarkis diduga digerakkan oleh kontestasi kepentingan, ketegangan elit, dan avonturir politik.
Faktor-faktor penarik seperti kemarahan rakyat terhadap pejabat negara dapat dimanfaatkan oleh conflict entrepreneur untuk meningkatkan eskalasi aksi damai menjadi anarkis.
"Termasuk conflict entrepreneur yang memanfaatkan faktor-faktor penarik (push factor) yang menjadikan aksi damai tereskalasi menjadi anarkis," paparnya.
Hendardi menekankan bahwa aparat keamanan harus mengambil kendali situasi dengan tindakan tegas dan terukur, didahului dengan peringatan keras. Tindakan tegas tidak berarti penembakan, tetapi juga blokade teritori dan pencegahan yang serius.
"Bukan pemadam yang datang belakangan dan hanya menonton. Aksi anarkis yang bergulir dibiarkan, akan mengundang aksi lanjutan yang menyasar pada kelompok-kelompok lain dan rentan," ucapnya.
Pencegahan Aksi Anarkis Hendardi menekankan bahwa aksi anarkis yang dibiarkan akan mengundang aksi lanjutan yang menyasar pada kelompok-kelompok lain dan rentan.
Pemulihan dan Kecepatan Tindakan Hendardi menekankan bahwa kecepatan tindakan dan pemulihan harus dilakukan untuk menjaga harkat manusia, jiwa manusia, perekonomian, dan tidak mengundang lahirnya kebijakan represif baru.
Menjaga Demokrasi Hendardi menekankan bahwa momentum ini tidak boleh menjadi dasar pemberangusan kebebasan sipil dan kemunduran demokrasi.
"Momentum ini tidak boleh menjadi dasar pemberangusan kebebasan sipil dan kemunduran demokrasi semakin terpuruk," katanya.
Dalam beberapa hari terakhir, Indonesia telah mengalami serangkaian unjuk rasa dan kerusuhan yang dipicu oleh kenaikan tunjangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan kenaikan pajak bumi dan bangunan. Unjuk rasa ini telah meluas ke berbagai wilayah di Indonesia dan telah menyebabkan kerusakan fasilitas umum dan gedung perkantoran. (Moel)***