Merawat Kedamaian Spiritual di Malam 1 Rajab 2025
Oleh: Mulyana Rachman ,Redaksi mata30news.com
Bandung | MATA 3O NEWS- Malam ini, Sabtu 20 Desember 2025, seiring dengan tenggelamnya matahari di ufuk barat, masyarakat Muslim di seluruh Indonesia dan seluruh dunia memasuki gerbang mulia: 1 Rajab 1447 Hijriah. Di tengah hiruk-pikuk modernitas dan derasnya arus informasi digital, kehadiran bulan Rajab seolah menjadi "oase" yang mengajak kita sejenak berhenti, menarik napas dalam, dan kembali menata niat spiritual.
Mengapa Malam Ini Begitu Istimewa?
Secara teologis, malam 1 Rajab bukanlah malam biasa. Sebagaimana pesan Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Salman al-Farisi RA dan Umar RA, malam ini merupakan satu dari empat malam paling mulia di samping Nishfu Sya'ban serta dua malam Idul Fitri dan Idul Adha.
Bagi kita di Republik Indonesia, yang kental dengan tradisi religiusitasnya, malam 1 Rajab adalah momentum transisi. Ia bukan sekadar penanda kalender, melainkan pengingat bahwa bulan suci Ramadhan tinggal dua bulan lagi.
Doa: Senjata Paling Ampuh
Salah satu kekuatan utama malam 1 Rajab adalah statusnya sebagai waktu yang mustajab (dikabulkan doa). Doa yang masyhur dipanjatkan adalah:
“Allaahumma baarik lanaa fii rajabin wa sya'baana, wa ballighnaa syahra ramadhaana...”
(Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan).
Doa ini bukan sekadar hafalan lisan, melainkan sebuah manajemen harapan. Kita memohon keberkahan waktu agar sisa umur kita diisi dengan kualitas amal yang lebih baik.
Di balik anjuran shalat sunnah 10 rakaat, bacaan tasbih, istighfar, hingga dzikir Subhaanallaahil hayyul qayyuum, terselip pesan moral yang mendalam bagi kehidupan sosial kita:
Refleksi Diri (Istighfar): Memohon ampunan adalah cara manusia mengakui keterbatasan dan egonya. Di tengah dinamika sosial yang sering kali memicu konflik, istighfar massal di malam ini diharapkan mampu mendinginkan suasana hati masyarakat.
Keseimbangan (Tasbih & Dzikir): Mengingat Allah yang Maha Kekal (Al-Hayyul Qayyum) membantu kita untuk tidak terlalu larut dalam kecemasan duniawi yang bersifat sementara.
Persiapan Disiplin: Menjaga lisan dan pandangan, sebagaimana termaktub dalam doa masuk bulan Rajab, adalah latihan disiplin sosial yang sangat relevan untuk menjaga kerukunan antarwarga.
Malam 1 Rajab 2025 adalah titik mula. Jika diibaratkan bercocok tanam, Rajab adalah waktu menanam benih, Sya’ban adalah waktu menyiram, dan Ramadhan adalah waktu memanen.
Mari kita manfaatkan malam ini untuk mengetuk pintu langit. Mari kita jadikan momentum ini untuk memperbaiki hubungan dengan Sang Pencipta, sekaligus mempererat silaturahmi dengan sesama. Selamat memasuki bulan Rajab 1447 H untuk seluruh pembaca detikers di mana pun berada.***
0 Komentar