Kuota Sarimukti Diperketat, Bandung Kembali Darurat Sampah; Penumpukan Capai 4.000 Ton, Pemkot Ajak Warga Pilah Sampah




BANDUNG|MATA 30 NEWS – Kota Bandung kembali menghadapi situasi darurat sampah menyusul pengetatan kuota pembuangan ke Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Sarimukti oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Kebijakan ini menyebabkan penumpukan volume sampah yang signifikan di dalam kota, dengan estimasi saat ini telah mencapai 4.000 ton.

Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Salman Faruq, menjelaskan bahwa kuota harian yang diizinkan untuk Kota Bandung kini hanya 981 ton per hari, jauh berkurang dari kapasitas sebelumnya yang mencapai 1.200 ton per hari.

“Pihak provinsi kembali mengetatkan kuota pengangkutan sampah ke TPS Sarimukti. Kami hanya dibolehkan membuang 981 ton per hari. Akibatnya, ada sekitar 200 hingga 300 ton sampah per hari yang tidak dapat terangkut ke TPS. Saat ini estimasi penumpukan sudah mencapai 4.000 ton, dan akan terus bertambah,” ujar Salman, Jumat (10/10).

Langkah Antisipasi dan Pelibatan Masyarakat

Menanggapi kondisi ini, Pemerintah Kota Bandung (Pemkot) segera mengambil langkah strategis yang berfokus pada pengurangan sampah dari sumbernya, terutama sampah organik yang merupakan komponen terbesar timbulan sampah kota.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, dilaporkan tengah menginventarisasi lahan di tingkat RW dan kelurahan untuk dimanfaatkan sebagai tempat pengolahan sampah organik. Selain itu, Pemkot berencana merekrut 1.597 pendamping pemilah sampah di setiap Rukun Warga (RW) guna memperkuat edukasi dan partisipasi masyarakat.

DLH Kota Bandung juga akan mengoptimalkan 151 rumah maggot yang telah dibangun di sejumlah kelurahan. Meskipun memiliki potensi mengolah hingga 1 ton sampah organik per hari, saat ini rumah maggot tersebut baru beroperasi rata-rata 350 kilogram per hari.

“Kami akan tingkatkan kapasitasnya dengan mendorong warga memilah sampah sejak dari rumah, agar bahan organik yang masuk ke rumah maggot lebih banyak,” jelas Salman.

Partisipasi Warga Jadi Kunci Utama

Salman Faruq menekankan bahwa partisipasi aktif warga dalam memilah dan mengolah sampah di tingkat rumah tangga adalah kunci utama untuk menekan dampak darurat sampah.

“Kami sangat berharap masyarakat ikut andil, melakukan pemilahan di tingkat rumah tangga, serta mengolah sampah organik secara mandiri maupun komunal. Dengan cara itu, kita bisa bersama-sama mengatasi potensi kedaruratan ini dan mengurangi volume sampah yang harus dibuang ke Sarimukti,” pungkasnya.***




Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama