BANDUNG MATA 3O NEWS — Polemik terkait keterlambatan proses Open Bidding dan masa jabatan Plt Dirut Perumda yang disebut-sebut belum habis kembali memicu riuh di media sosial. Namun, isu tersebut dinilai tidak relevan dan berlebihan oleh Ir. Trinanaldi Rudi, MT, akademisi dan senior alumnus Itenas Bandung.
Menurut Rudi, Wali Kota Bandung M. Farhan memiliki agenda serta pertimbangan tersendiri dalam pengambilan keputusan terkait tata kelola BUMD. Ia menegaskan bahwa serangan di media sosial hanya memperkeruh suasana dan tidak memberikan kontribusi apa pun bagi penyelesaian persoalan kota.
“Wali Kota punya agenda dan pertimbangan sendiri. Serangan-serangan itu tidak relevan dan hanya mengaburkan masalah yang sebenarnya lebih penting,” ujar Rudi, Senin (1/12/2025) saat ditemui di sebuah kafe di Bandung.
Aksi UNRAS Dinilai Tendensius
Rudi juga menyoroti pernyataan LSM Maung Kaboa melalui Ugun Gunadi yang merencanakan aksi unjuk rasa pada Kamis, 4 Desember 2025. Ia menilai langkah tersebut terkesan tendensius dan bahkan mengarah pada dugaan adanya “pesanan” tertentu.
“Narasi yang dibangun itu terasa sekali tendensius. Ada kesan seperti mendapat pesanan,” tegasnya.
Kasus Aduan ke Kejari Dinilai Mengambang
Isu lain yang mencuat adalah laporan masyarakat terhadap Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung ke Kejaksaan Negeri Bandung. Meski disebut sudah 64 orang diperiksa, hingga kini belum ada bukti kuat yang menguatkan tuduhan tersebut.
Rudi mempertanyakan apakah laporan tersebut murni aspirasi masyarakat atau justru bagian dari skenario politik untuk menggoyang pemerintah kota.
Ajak Warga Fokus pada Masalah Kota yang Lebih Mendesak
Rudi mengingatkan bahwa Bandung saat ini menghadapi berbagai persoalan mendesak yang seharusnya menjadi prioritas bersama, di antaranya:
- Persoalan sampah yang tak kunjung tuntas
- Infrastruktur kota yang banyak dikeluhkan
- Perekonomian warga yang tengah lesu
- Parkir liar yang merajalela
- Ketertiban PKL
- Kekumuhan reklame
- Layanan administrasi kependudukan
- Dan terutama, persoalan banjir kota yang semakin kritis
“Kalau pemerintah baru setahun sudah terus digoyang, kapan mereka bekerja untuk menjalankan program kampanye? Kapan warga bisa merasakan hasilnya?” kata Rudi.
Ia menegaskan bahwa bila mengaku sebagai warga Bandung, sudah sepatutnya publik bersama-sama menyelesaikan persoalan kota, bukan membuat penilaian apriori yang hanya menyudutkan pemerintah tanpa dasar kuat.(Red)***