Opini Pagi:
Kota Bandung Menuju Zero Waste—Menagih Komitmen dan Langkah Strategis
Janji politik "Sampah Zero Waste" yang diusung oleh Farhan dan Erwin, terutama bila telah terdaftar resmi dalam lembaran KPU sebagai bagian dari visi dan misi, bukanlah sekadar retorika kampanye. Ini adalah komitmen resmi yang mengikat mereka sebagai calon pemimpin Kota Bandung. Dengan demikian, masyarakat Kota Bandung memiliki hak penuh untuk menuntut akuntabilitas dan memastikan implementasi konkret dari janji tersebut. Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci utama agar kepercayaan publik terjaga.
Penting bagi Farhan dan Erwin untuk segera memprioritaskan kebijakan yang efektif dan efisien dalam mengelola sampah. Pengelolaan sampah di Bandung, mengingat kompleksitasnya, memerlukan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan.
8 Langkah Strategis Menuju Zero Waste
Untuk mewujudkan janji Zero Waste, berikut adalah delapan langkah strategis yang harus menjadi fokus utama pemerintah kota:
- Membuat Rencana Aksi Terukur: Menyusun rencana aksi yang jelas, memprioritaskan 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
- Meningkatkan Infrastruktur: Memperkuat fasilitas pengelolaan sampah, seperti TPA, fasilitas daur ulang, dan sistem pengolahan yang efektif.
- Mengedukasi Masyarakat: Menggalakkan edukasi masif tentang pemilahan dan pengelolaan sampah yang benar, serta mempromosikan gaya hidup bersih.
- Mengoptimalkan Pengumpulan Sampah: Meningkatkan frekuensi dan sistem pengumpulan, didukung oleh partisipasi aktif masyarakat.
- Mengembangkan Sistem Daur Ulang: Membangun sistem yang efektif untuk meminimalkan volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan.
- Mengatasi Sampah di Sumber: Mendorong pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang langsung di tingkat rumah tangga dan komunitas.
- Kerja Sama Stakeholder: Melibatkan masyarakat, swasta, dan organisasi lingkungan secara aktif dalam rantai pengelolaan sampah.
- Monitoring dan Evaluasi Berkala: Melakukan pengawasan dan penilaian rutin untuk memastikan rencana aksi berjalan efektif.
- Menganalisis Potensi PLTSa: Solusi Komprehensif atau Tantangan Baru?
Di antara solusi pengelolaan sampah terpadu, pemanfaatan sampah menjadi energi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) kerap muncul sebagai opsi. PLTSa menawarkan potensi mengurangi volume sampah TPA secara signifikan sekaligus menghasilkan energi listrik yang dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Namun, implementasi PLTSa harus dicermati secara komprehensif.
Alasan (Reasoning): Implementasi PLTSa memerlukan kajian mendalam yang mempertimbangkan biaya, teknologi yang tepat, dan dampak lingkungannya. Meskipun efektif mengurangi volume, PLTSa harus diimbangi dengan sistem pengelolaan sampah hulu ke hilir yang baik dan benar.
Saran (Advice):
Melakukan kajian komprehensif tentang kelayakan implementasi PLTSa di Kota Bandung, mencakup analisis biaya, teknologi, dan dampak lingkungan yang partisipatif.
Mengoptimalkan pengelolaan sampah dari sumber sebagai prioritas utama, bukan sekadar fokus pada pengolahan akhir.
Mengembangkan teknologi yang tepat guna dan berkelanjutan.
Langkah Lanjut (Ling): Mulai dengan Kajian Kelayakan mendalam, diikuti dengan pengolahan sampah yang baik di semua lini, pengembangan teknologi yang adaptif, dan Kerja Sama yang solid dengan seluruh stakeholder.
Kota Bandung memiliki peluang untuk menjadi contoh Zero Waste di Indonesia. Namun, keberhasilan ini sangat bergantung pada komitmen politik yang kuat, transparansi anggaran, dan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat. Farhan dan Erwin dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah, dan kini saatnya janji tersebut diwujudkan dalam tindakan nyata.(MR)***
Editor : Kang Moel JPJ Indonesia